SOEDARSO DJOJONEGORO, PROF. DR. Dr.​

Soedarso lahir di Pemekasan, Madura pada tanggal 8 Desember 1931 . Orang tuanya bernama Djojonegoro seorang pegawai pemerintah yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Karena itu RA. Djojonegoro sering pindah dari satu kota ke kota lain. Soedarso pertama kali masuk sekolah di ELS (Europeesche Legere School) di Balikpapan pada tahun 1939. la mengenyam pendidikan di kota minyak sampai di kelas tiga,

15 DAERAH dan 7 CABANG

kemudian pindah ke Pamekasan mengikuti orang tuanya. Ketika itu terjadi perubahan politik di Indonesia yaitu tentara Jepang berhasil menggantikan pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah pendudukan Jepang akhirnya menguasai seluruh kehidupan rakyat Indonesia, dan mengarahkan semua kegiatan rakyat untuk kepentingannya, yaitu untuk mengejar kemenangan Asia Timur Raya. Demikian pula pendidikan yang pemah ada disesuaikan dengan kepentingannya. Soedarso masuk sekolah yang diberi nama Kokumin Bakko (sekolah rakyat). Pada masa itu tenaga guru sangat jarang sehingga apabila ada pengajar yang berhalangan, misalnya karena sakit, tidak ada penggantinya. Soedarso saat itu termasuk siswa yang menonjol. Karena itu ia sering ditugaskan oleh kepala sekolahnya untuk menggantikan guru yang berhalangan. Biasanya ia diberi tugas untuk mengisi kekosongan di kelas tiga atau kelas empat. Walaupun ia sering membantu mengajar tetapi pelajarannya sendiri tetap tidak terganggu, sehingga ia berhasil menyelesaikan pelajaran di sekolah rakyat pada tahun 1945. Pada masa itu situasi pulitik telah berubah, Negara Republik Indonesia telah berdiri. Namun kemudian timbul peperangan-peperangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Di Jawa Timur terjadi peperangan antara rakyat dengan pihak Sekutu yang diikuti Belanda (NICA). Pertentangan itu banyak membawa korban jiwa antara kedua belah pihak. Karena · situasi tersebut Soedarso mengikuti orang tuanya berpindah-pindah tempat. Hal ini mengganggu pelajarannya. Sewaktu duduk di SMP ia berpindah-pindah pula. Pada mulanya di SMP Pamekasan kemudian pindah ke Jember dan berhasil menyelesaikan SMP nya di Malang pada tahun 1948.

Ilustrasi SMP tahun 1948
Semasa smp

Selama di SMP ini Soedarso benar-benar merasakan, betapa besar pengorbanan rakyat, terutama mereka yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan. Karena terketuk hatinya ia pun turut bergabung dalam suatu pasukan. Hal itu diawali ketika liburan sekolah. Di Asem Bagus ia dan teman-temannya diserang oleh sebuah kapal terbang Belanda. Karena banyaknya korban, Soedarso dan teman-temannya berusaha untuk menolong korban. Semenjak itu ia menggabungkan diri dalam barisan kesehatan (Palang Merah). Pada tahun 1948, Soedarso masuk ke Surabaya. Kesempatan ini ia gunakan untuk menruskan sekolahnya di SMA yaitu di komplek SMA Wijaya Kusuma.

Di samping itu ia mempunyai kegemaran dan ketrampilan dalam elektronika, yang merupakan dorongan untuk menyenangi pelajaran · ilmu pasti dan alam. Pelajaran di SMA ini diselesaikan pada tahun 1951. Kemudian ia meneruskan ke fakultas kedokteran di Surabaya. Karena ketekunan dan kerajinannya, Soedarso berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 1961. Ia kemudian ditunjuk untuk menjadi asisten dr. AY. Wibowo, di bagian ilmu Faal.

Semenjak itu Soedarso menekuni bidang ilmu Faal sampai akhimya berhasil pada tahun 1961. Dari seluruh putra R,A. Djojonegoro yang berjumlah sebelas orang, tujuh di antaranya berhasil menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Selain dr. Soedarso, mereka antara lain adalah Ir. Wardiman, Ir. Poerwadi, Rahardjo SH, Ny. Hartiningsih SH, Bagianto SH, dan Dra. Med. Koerniawati. Semenjak mahasiswa dr Soedarso menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Surabaya (GMS). Selain itu juga menjadi guru di SMA. Bhineka. Setelah memperoleh sarjana kedokterannya, dalam tahun 1962 – 1963 ia memperdalarn Ilmu Faal (fisiologi) di Buffalo University.

Pidato pengukuhannya sebagai guru besar berjudul

"Peranan llmu Faal dalam Pembinaan Olah Raga dan Kesegaran Jasmani"

Prof. dr. R. Soedarso mempersunting RE. Mieke Lakmi Ati, dan mereka dikaruniai lima putri dan seorang putra.

Catatan Tambahan: Prof. Dr. R. Soedarso berpulang dalam usia 91 tahun, pada hari Senin, tanggal 2 Mei 2022, meninggalkan 6 orang anak yang semuanya telah menjadi sarjana, 17 orang cucu dan 8 orang cicit.

Ringkasan Riwayat hidup

Pendidikan Tinggi
FK-Universitas Airlangga, lulus tahun 1961,
Certificate Advance Training in Physiology, Buffalo State University, NY, USA 1963
Brevet Ilmu Faal (AIF),
FK UNAIR, 2 Oktober 1969

Pendidikan Tambahan
LEMHANNAS, Tahun 1983

Riwat pekerjaan

Riwayat Pekerjaan :

  • 1. GB Emeritus di UNAIR
  • 2. Guru SMA 1952-1961
  • 3. Pembantu Rektor III, UNAIR 1974-1984
  • 4. Koordinator Kopertis Wilayah III 1979-1985
  • 5. Rektor UNAIR 1984-1993
  • 6. Anggota MPR-RI 1987-1997
  • 7. Duta Besar RI pada UNESCO di Paris 1995-1999 
Riwayat Organisasi

 a.l :

  • 1. Ikatan Dokter Indonesia, sejak1961
  • 2. Ikatan Ahli Ilmu Faal (IAIFI) sejak 1968
  • 3. Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia (PPKORI) 1974
  • 4. International Union for Physiological Sciences (IUPS), sejak 1978
  • 5. Juga pada 9 organisasi lainnya

 

Tanda Jasa/Penghargaan

1. Satya Lencana Karya Satya Kelas II, 1983

2. Medali Perjuangan Angkatan-45, 1992

3. Kerabat Agung Sunan Drajat, 1994

4. Widya Banti, UNAIR 2004

5. Anugeraha Sewaka Winayaroha, 2006 Dikutip BIOGRAFI NASIONAL DAERAH JAWA TIMUR, 1985, Hal 64-69 dan Buku Biografi Prof. Dr. R. Soedarso, Unair

What do you think?

What do you think?

1 Comment
September 6, 2023

The cantilevered and stepped massing plays into the building’s sustainability benefits, as it forms balconies and green roofs that allow occupants fresh air and stunning views of the city.

Comments are closed.

Related news